Sabtu, 14 Maret 2009

Daerah Tertinggal Kejar Kemajuan Pendidikan

Selain memunculkan kompetisi inovasi yang kian sengit, Otonomi Award (OA) 2008 menasbihkan jawara baru yang semula tak masuk hitungan. Daerah yang selama ini dicap tertinggal, justru menyabet anugerah utama. Seperti apa profil inovasi mereka? Berikut paparan ringkas Wawan Sobari dari The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP).
Pada parameter pelayanan publik, empat penghargaan kategori khusus masing-masing diboyong Kabupaten Pasuruan (pelayanan kesehatan), Kabupaten Pamekasan (pelayanan pendidikan), Kota Malang (pelayanan administrasi), dan Kabupaten Tulungagung (penyediaan sarana dan prasarana umum).
Untuk bidang kesehatan, Kabupaten Pasuruan mempunyai inovasi layanan jemput bola motor sehat bagi warga yang menginginkan perawatan di rumah. Dengan menekan nomor 0343-631539 dan menyampaikan keluhan, paramedis akan langsung datang ke rumah warga. Sebagai tahap awal, saat ini terdapat tujuh motor yang siap melayani pasien.
Namun, bukan karena terobosan itu saja Otonomi Award kategori pelayanan kesehatan tahun ini diboyong Kabupaten Pasuruan. Program lain adalah Gerakan Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat atau biasa disingkat Gemerlap Bersama.
Di luar itu, publik juga mengapresiasi peningkatan pelayanan kesehatan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Sama dengan tahun lalu, Otonomi Award bidang pendidikan tahun ini masih diboyong salah satu daerah tertinggal di Jawa Timur. Jika tahun lalu kategori ini diraih Kabupaten Bondowoso, giliran Kabupaten Pamekasan yang memboyongnya tahun ini.
Di daerah penghasil tembakau dan garam ini, Anda jangan coba-coba melakukan kecurangan pada saat penerimaan siswa baru (PSB). Sebab, pemkab punya langkah jitu untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi PSB dengan menggabungkan model rayonisasi, komputerisasi, pengawasan tes silang, pemantauan oleh tim koneksitas, dan pengumuman secara transparan.
Di luar itu, daerah ini mengembangkan SMK Perhotelan dan Pusat Pendidikan Sains. SMK Perhotelan dilatarbelakangi persiapan daerah dalam menyongsong beroperasinya Jembatan Suramadu. Sedangkan Pusat Pendidikan Sains terinspirasi oleh keberhasilan satu pelajar terbaiknya dalam olimpiade sains internasional. Di tempat ini, 120 siswa digembleng untuk menjadi pendekar sains.
Di bidang pelayanan administrasi, Kota Malang menjadi jawara tahun ini. Kota ini merupakan satu dari sedikit daerah yang memproklamasikan brand Dinas Perizinan, meskipun sejak pendiriannya, kinerja dinas ini belum optimal karena banyaknya conflict of interests.
Sejak 2005, Pemkot Malang melakukan pembenahan total atas Dinas Perizinan. Pertama, pembenahan prosedur dan kepastian waktu pengurusan izin. Kedua, penerapan sistem informasi manajemen (SIM) perizinan dan sertifikasi ISO 9001:2000. Ketiga, menggagas e-Malang sebagai upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan publik secara optimal.
Sementara itu, prestasi di bidang penyediaan sarana dan prasarana umum tahun ini diraih Kabupaten Tulungagung. Bagi penduduk tiga kecamatan di daerah ini (Kalidawir, Tanggunggunung, dan Pucanglaban), harga air layaknya harga emas. Penduduk di daerah kapur ini harus merogoh kocek ratusan ribu rupiah untuk membeli air.
Untungnya, pemkab setempat tanggap terhadap problem tersebut. Sejak 2002, pemkab memberikan dana stimulan untuk membangun reservoir Sungai Sumbersongo. Sisanya, masyarakat berswadaya melalui Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM).
Hasilnya, sampai dengan 2007, sepanjang 197,5 kilometer jaringan pipa telah terbangun di 11 kecamatan. Sebanyak 21.928 kepala keluarga sudah tidak kesulitan lagi dalam mendapatkan air bersih.
Jombang Jaring Keluhan lewat Survei
Pada parameter performa politik lokal, tiga penghargaan kategori khusus diboyong Kabupaten Jombang (akuntabilitas publik), Kabupaten Lumajang (partisipasi publik), dan Kota Batu (pelembagaan politik).
Di bidang akuntabilitas, Pemkab Jombang mereformasi pelayanan publik dengan melakukan survei publik untuk menjaring keluhan atas pelayanan publik sejak 2004. Hasilnya kemudian diperingkat untuk mengetahui masalah yang paling dikeluhkan masyarakat.
Ranking itu kemudian diumumkan melalui media massa dan lokasi-lokasi strategis. Keluhan yang terkumpul lalu ditindaklanjuti oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan membuat janji perbaikan, yang akan dievaluasi pada survei berikutnya. Keberanian mengumumkan ranking keluhan semacam inilah yang patut diapresiasi dari daerah yang telah melahirkan banyak tokoh nasional tersebut.
Sementara itu, gebrakan Kabupaten Lumajang melalui program Gerakan Membangun Masyarakat Sehat (Gerbang Mas) menuai hasil tahun ini. Gerakan yang sudah dirintis beberapa tahun itu benar-benar diapresiasi warga setempat. Terbukti, partisipasi publik tidak hanya berwujud dukungan dalam implementasi kebijakan. Juga tumbuh keswadayaan masyarakatnya.
Dalam skenario pemkab, gerakan ini diharapkan tuntas pada 2008, seiring berakhirnya masa jabatan kedua Bupati Achmad Fauzi. Tapi, bukan karena itu JPIP mengapresiasi program tersebut. Faktanya, terjadi peningkatan positif pada beberapa variabel kondisi eksisting dan apresiasi masyarakat melalui survei publik. Dua hal inilah yang menjadi faktor penentu keberhasilan daerah penghasil pisang ini dalam memboyong Otonomi Award.
Di sudut lain, Kota Batu membuat terobosan pelembagaan politik dengan memperkuat demokratisasi di tingkat desa. Sebagai momen demokrasi yang paling mengakar di masyarakat, pemilihan kepada desa (pilkades) sering menimbulkan ekses negatif karena rendahnya kedewasaan berpolitik masyarakat. Pasalnya, dalam pilkades, figur calon kades jauh lebih menonjol daripada programnya.
Untuk mereduksi ekses negatif ini, Pemkot Batu memiliki dua langkah cerdas. Calon kepala desa difasilitasi kampanye di hadapan warga setempat dan melalui Layar Pilkades di Agropolitan TV. Dampaknya sangat signifikan. Warga tidak saja mengenal program para calon kades, tapi juga tercipta persaingan yang sehat.
Jember, Jagoan Entas Kemiskinan
Di luar ketiga parameter utama dengan 10 indikator/kategori penghargaan di atas, JPIP masih memiliki dua parameter khusus. Yaitu kategori pengentasan kemiskinan (poverty alleviation) dan pengelolaan lingkungan (environment management).
Untuk pengentasan kemiskinan, Otonomi Award kali ini diboyong oleh daerah yang sama dengan tahun lalu, yaitu Kabupaten Jember. Sukses dengan program bank untuk orang miskin yang mengadopsi model Grameen tak lantas membuat Pemkab Jember berhenti berinovasi. Sebaliknya, pemkab mengembangkan program terpadu pengentasan kemiskinan.
Caranya dengan memilih empat desa termiskin berdasarkan IPM dan angka kemiskinan. Sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi produktif, sarana dan prasana dasar menjadi fokus yang dibidik dalam program ini. Sebanyak 15 SKPD dilibatkan dalam program yang dimulai sejak 2006 itu.
Sementara itu, Kota Surabaya memboyong apresiasi di bidang pengelolaan lingkungan dengan program Pengelolaan Sampah Mandiri dan Perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Untuk mereduksi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA), komunitas masyarakat di 19 kelurahan di Surabaya dilibatkan dalam pengelolaan sampah sejak 2006. Dengan demikian, hanya 10 persen sampah di komunitas tersebut yang dikirim ke TPA.(wawan/mk)

Sumber :http://www.jpip.or.id/articles/view/156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar